Mengganti oli mobil memang harus dilakukan secara terjadwal, terutama untuk mobil matic. Anda wajib tahu berapa km ganti oli mobil matic. Sebab, mobil matic ini rawan mengalami kerusakan apabila pemilik terlambat atau bahkan tidak pernah mengganti oli mobil matic. Ada dua jenis oli mobil matic yang wajib diganti secara teratur, yakni oli mesin dan oli transmisi.
Kedua oli untuk mobil matic ini memang harus diganti bila telah memasuki masa waktu penggantian. Akan beresiko fatal apabila pemilik kendaraan ini lupa atau enggan mengganti oli mobil. Untuk itu, ketahui terlebih dahulu kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli mobil matic ini.
Daftar isi
Berapa km ganti oli mobil matic dan jangan sampai telat
Sebetulnya, penggantian oli mobil matic ini tergantung pada kondisi mobil, tipe oli mobil, dan jenis oli mobil matic itu sendiri. Waktu penggantian oli mobil matic ini berbeda –beda, tergantung pada 3 faktor tersebut. Maka dari itu, ini dia estimasi berapa km ganti oli mobil matic yang perlu Anda ketahui. Diantaranya adalah sebagai berikut ini :
-
Kondisi Mobil
Untuk mobil yang baru saja dibeli. Biasanya, waktu ganti oli mobil yang direkomendasikan oleh pihak dealer adalah 5.000 km atau 1 bulan pemakaian. Selanjutnya, waktu ganti oli untuk bulan kedua adalah sekitar 10.000 km.
Proses ganti oli mobil ini wajib dilakukan pada bengkel resmi yang bekerja sama dengan dealer mobil tersebut. Untuk mobil yang telah lama digunakan, waktu yang tepat untuk mengganti oli mobil ini berkisar antara 15.000 hingga 25.000 km atau setidaknya 2 hingga 3 bulan masa pemakaian.
-
Tipe Oli Mobil
Untuk oli mesin mobil matic, ada 2 tipe oli mesin yang dapat Anda gunakan. Yakni tipe ASP 5W-40 dan ASP 5W-30. Apabila Anda menggunakan oli mesin tipe ASP 5W-40. Maka, Anda wajib mengganti oli dengan tipe yang sama sekitar 15.000 km atau 2 bulan masa pemakaian.
Apabila Anda menggunakan tipe ASP 5W-30.
Maka, Anda wajib mengganti oli mesin dengan tipe yang sama sekitar 25.000 km atau setidaknya 3 bulan masa pemakaian. Untuk penggantian oli transmisi, waktu pergantian oli untuk transmisi mobil matic ini sekitar 30.000 km atau setidaknya 6 bulan masa pemakaian.
-
Jenis Oli Mobil Matic
Ada 3 jenis oli untuk mobil matic, yakni CVT Fluid, Dual Clutch Oil, dan Oli Konvensional. Untuk jenis oli CVT Fluid (CVTF) ini hanya direkomendasikan untuk jenis mobil matic bertransmisi CVT (Continuously Variable Technology) dan triptonic. Oli jenis CVT Fluid ini wajib ganti sekitar 20.000 km hingga 30.000 km atau 4 bulan pemakaian (tergantung jenis oli yang digunakan). Sedangkan, untuk oli mobil dual clutch ini digunakan pada mobil jenis matic keluaran terbaru.
Dual clutch oil ini wajib ganti sekitar 20.000 hingga 27.000 km atau 2 bulan pemakaian (tergantung jenis oli yang digunakan). Dan jenis oli mobil matic yang terakhir adalah jenis oli mobil matic konvensional.
Oli mobil tipe ini biasa digunakan untuk mobil-mobil matic yang beredar di Indonesia. Rata-rata, pemilik mobil wajib mengganti oli konvensional ini sekitar 10.000 hingga 20.000 km atau 2 bulan pemakaian (tergantung jenis oli yang digunakan). Dan kita harus memperhatikan berapa km ganti oli mobil matic.
Resiko Kerusakan Akibat Ketidakteraturan Penggantian Oli Mobil Matic
Memang, ada resiko dibalik ketidakteraturan Anda selaku pemilik untuk mengganti oli mobil matic. Sebab mengganti oli mobil ini harus sesuai dengan estimasi berapa km ganti oli mobil matic yang direkomendasikan. Untuk itu, ini dia resiko kerusakan akibat ketidakteraturan penggantian oli mobil matic :
-
Overheating
Mesin mobil cepat panas atau overheating ini disebabkan oleh keausan atau adanya karat pada bagian komponen mesin. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pelumas dari oli mesin.
-
Kesulitan Untuk Melakukan Perpindahan Gigi Persneling
Meskipun menggunakan mobil matic, Anda juga wajib menjaga kapasitas oli transmisi. Dan anda perlu tau berapa km ganti oli mobil matic Apabila oli transmisi mobil kurang dari kapasitas yang direkomendasikan. Maka, Anda akan kesulitan untuk melakukan perpindahan gigi persneling. Sebab, komponen persneling mengalami aus atau berkarat.
Jadi, itulah estimasi berapa km ganti oli mobil matic yang direkomendasikan bagi Anda pemilik kendaraan. Untuk mencegah terjadinya resiko akibat kelalaian atau ketidakteraturan dalam mengganti oli mobil matic. Ada baiknya untuk mencatat waktu dan tanggal pergantian oli. Guna mengatur jadwal ganti oli mobil di bulan selanjutnya.
Untuk Lebih Lengkapnya : Biaya Ganti Oli Mobil
FAQ Seputar Berapa KM Ganti Oli Mobil Matic
1. Bagaimana cara mengetahui interval penggantian oli transmisi matic yang paling akurat dan spesifik untuk model dan merek mobil saya, selain rekomendasi umum berdasarkan KM dan waktu?
Jawaban paling tepat dan akurat itu ada di buku manual pemilik mobil kamu. Pabrikan mobil yang bikin mobilmu paling tahu spesifikasi dan kebutuhan perawatannya.
Di buku manual itu biasanya ada tabel perawatan berkala, termasuk interval penggantian oli transmisi matic, bahkan sering dipisah antara penggunaan normal dan penggunaan dalam kondisi berat (severe service).
Selain itu, beberapa pabrikan mobil punya rekomendasi spesifik yang tidak hanya berpatokan pada KM atau waktu, tapi juga pada kondisi operasional transmisi.
Sayangnya, ini biasanya hanya bisa diakses oleh bengkel resmi atau bengkel spesialis yang punya alat scan khusus yang bisa membaca data dari Electronic Control Unit (ECU) transmisi.
Data ini bisa mencakup suhu operasional rata-rata, jumlah jam kerja transmisi, atau seberapa sering transmisi bekerja di beban berat. Tapi, bagi pengguna umum, acuan terbaik dan paling mudah diakses tetap buku manual.
2. Apa perbedaan mendasar antara metode penggantian oli transmisi matic “flushing” dengan metode “kuras dan isi” (drain and fill) biasa, serta kapan metode mana yang lebih disarankan atau harus dihindari?
Metode Kuras dan Isi (Drain and Fill): Ini metode paling umum dan tradisional. Mekanik hanya membuka baut pembuangan di bak oli transmisi, membiarkan oli lama menetes keluar, lalu mengisi kembali dengan oli baru sampai batas yang ditentukan.
Kelebihan: Lebih sederhana, cepat, dan risikonya kecil. Oli yang diganti hanya sebagian, biasanya sekitar 30-60% dari total kapasitas sistem karena sebagian oli lama masih tertahan di torque converter, cooler, dan saluran-saluran lainnya. Metode ini umumnya aman, terutama untuk transmisi berusia tua atau yang riwayat perawatannya tidak jelas.
Kekurangan: Oli lama tidak terganti seluruhnya, jadi sifat oli baru akan bercampur dengan sisa oli lama yang mungkin sudah kotor atau menurun kualitasnya. Efektivitas pembersihan internal kurang.
Disarankan: Untuk perawatan berkala sesuai jadwal pabrikan, atau untuk transmisi yang sudah sangat tua/bermileage tinggi dan riwayat perawatan tidak diketahui (untuk menghindari potensi masalah akibat dislodged debris).
Metode Flushing:
Metode ini menggunakan alat khusus yang terhubung ke sistem pendingin oli transmisi. Oli baru dipompakan masuk, mendorong seluruh oli lama keluar dari seluruh sistem (termasuk torque converter dan cooler) sampai yang keluar adalah oli baru yang bersih.
Kelebihan:
Mengganti hampir 100% oli transmisi, sehingga seluruh sistem terisi oli baru yang segar dengan sifat pelumasan dan pendinginan optimal. Membersihkan kotoran atau endapan yang menempel di saluran.
Kekurangan:
Lebih kompleks, membutuhkan alat khusus, dan biayanya lebih mahal. Ini poin penting: Untuk transmisi yang sudah sangat kotor atau belum pernah diganti olinya dalam waktu sangat lama, proses flushing bisa berisiko.
Tekanan dari mesin flushing bisa saja ‘merontokkan’ endapan kotoran atau serpihan logam yang mungkin selama ini justru “menambal” atau “mendukung” komponen yang sudah aus.
Kotoran yang rontok ini bisa menyumbat saluran halus atau merusak katup-katup di dalam transmisi, yang justru menimbulkan masalah baru (seperti selip atau perpindahan gigi jadi kasar/macet).
Disarankan:
Umumnya disarankan untuk transmisi yang rutin dirawat dengan baik sejak awal dan ingin mendapatkan pergantian oli yang paling efektif.
Harus hati-hati dan sebaiknya dihindari pada transmisi yang riwayat perawatannya buruk, bermileage sangat tinggi dan belum pernah ganti oli, atau sudah menunjukkan gejala masalah.
Selalu cek apakah pabrikan mobil kamu merekomendasikan flushing atau tidak; beberapa pabrikan justru melarang metode ini karena potensi risiko pada transmisi desain mereka.
Singkatnya: Kuras & Isi lebih aman tapi tidak tuntas. Flushing lebih tuntas tapi berisiko pada transmisi yang kurang terawat. Ikuti rekomendasi pabrikan mobil kamu jika ada instruksi spesifik mengenai metode penggantian.
3. Di luar indikator KM atau waktu, tanda-tanda performa mobil matic seperti apa yang secara jelas menunjukkan bahwa oli transmisi sudah sangat membutuhkan penggantian segera?
Ini adalah “sinyal darurat” dari transmisi kamu. Kalau kamu mengalami salah satu atau beberapa hal ini, sebaiknya segera cek dan ganti oli transmisi:
Perpindahan Gigi Terasa Kasar atau Menyentak (Harsh Shifting):
Saat transmisi berpindah dari satu gigi ke gigi lain, terasa ada hentakan yang tidak biasa, baik saat akselerasi maupun deselerasi.
Perpindahan Gigi Terlambat atau Tertunda (Delayed Shifting):
Saat tuas dipindahkan ke D atau R, ada jeda waktu yang signifikan sebelum transmisi merespons dan mobil mulai bergerak. Atau saat berkendara, transmisi lambat untuk berpindah ke gigi yang lebih tinggi saat seharusnya.
Transmisi Selip (Slipping):
Ini salah satu tanda paling serius. Saat kamu menginjak gas, putaran mesin naik tinggi (raungan mesin terdengar kencang), tapi mobil tidak bertambah kecepatannya secara proporsional, seolah tenaga mesin tidak tersalurkan sempurna ke roda. Ini biasanya terasa seperti ada kopling yang “los”.
Muncul Bunyi Aneh dari Area Transmisi:
Mendengar suara dengung (whining), gerusan (grinding), atau bunyi tidak wajar lainnya saat mobil berjalan atau saat transmisi berpindah gigi.
Bau Gosong:
Tercium bau seperti karet atau hangus dari area transmisi. Ini sering menandakan oli transmisi sudah panas berlebihan dan terdegradasi parah.
Indikator Suhu Transmisi Menyala:
Beberapa mobil modern dilengkapi indikator suhu transmisi. Jika lampu ini menyala, artinya oli transmisi overheat, yang bisa disebabkan oleh oli yang sudah jelek atau volume oli kurang.
Check Engine Light Menyala: ECU transmisi bisa mendeteksi masalah performa (seperti selip atau tekanan oli rendah) dan menyalakan lampu indikator “Check Engine” di dashboard, seringkali disertai kode error (P-code) spesifik terkait transmisi.
Tanda-tanda di atas menunjukkan oli transmisi sudah kehilangan kemampuan pelumasan, pendinginan, dan transfer tenaga dengan baik, atau bahkan ada potensi kerusakan internal. Mengabaikan tanda ini bisa berujung pada kerusakan transmisi yang jauh lebih mahal.
4. Bagaimana pengaruh kondisi penggunaan mobil yang ekstrem, seperti sering melewati tanjakan curam, macet parah dalam durasi lama, atau menarik beban berat, terhadap umur pakai oli transmisi matic dan penentuan jadwal penggantiannya?
Kondisi penggunaan yang ekstrem seperti yang kamu sebutkan itu adalah musuh utama oli transmisi matic, terutama suhu panas.
Sering Tanjakan Curam/Menarik Beban Berat: Transmisi bekerja lebih keras untuk menyalurkan torsi (tenaga putar) yang lebih besar. Ini meningkatkan gesekan di dalam komponen transmisi (seperti plat kopling) dan pergerakan fluida di dalam torque converter, yang semuanya menghasilkan panas berlebih.
Macet Parah dalam Durasi Lama: Meskipun mobil tidak bergerak cepat, transmisi (terutama torque converter) terus bekerja dalam kondisi “slipping” ringan untuk memungkinkan mobil bergerak perlahan atau merayap. Ditambah kurangnya aliran udara alami untuk mendinginkan transmisi (karena mobil diam atau bergerak lambat), suhu oli bisa naik drastis.
Panas adalah faktor utama yang mempercepat degradasi oli transmisi. Suhu yang terlalu tinggi merusak aditif-aditif penting dalam oli dan menyebabkan oli “putus” atau kehilangan viskositasnya, serta mempercepat oksidasi (penuaan) oli.
Oli yang terdegradasi tidak bisa melumasi dan mendinginkan komponen dengan efektif, yang berujung pada keausan lebih cepat dan penumpukan kotoran.
Oleh karena itu, jika kamu sering menggunakan mobil dalam kondisi seperti itu, umur pakai oli transmisi akan jauh lebih pendek dibandingkan penggunaan normal.
Pabrikan mobil sangat menyadari hal ini, makanya di buku manual selalu ada “jadwal perawatan berat” (severe service schedule) yang interval penggantian oli transmisinya jauh lebih cepat daripada jadwal perawatan normal.
Jika kamu termasuk dalam kategori pengguna “berat”, sangat penting untuk mengikuti jadwal perawatan berat yang ada di buku manual atau bahkan mempertimbangkan untuk mengganti oli sedikit lebih cepat dari jadwal tersebut sebagai tindakan pencegahan.
5. Selain jenis oli (CVT, Dual Clutch, Konvensional), apa saja spesifikasi penting lain pada oli transmisi matic yang perlu diperhatikan, dan bagaimana cara memilih oli dengan spesifikasi yang tepat agar sesuai dan tidak merusak transmisi mobil?
Kamu benar, tahu jenis transmisinya (CVT, AT konvensional, Dual Clutch Transmission/DCT) itu baru langkah awal. Spesifikasi lain yang sangat, sangat penting untuk diperhatikan adalah:
Spesifikasi Pabrikan (Manufacturer Specific Specification):
Ini adalah yang paling krusial. Setiap pabrikan mobil (Toyota, Honda, Nissan, Ford, GM, dll.) dan bahkan setiap model transmisi mereka, seringkali punya spesifikasi oli transmisi yang sangat spesifik dan unik.
Oli ini diformulasikan khusus untuk bekerja dengan material, celah, dan desain komponen internal transmisi tersebut, termasuk aditif yang tepat untuk plat kopling, seal, dan bearing-nya. Spesifikasi ini punya nama kode sendiri-sendiri, contohnya:
Toyota ATF-WS, Honda ATF-DW1 (untuk AT konvensional) atau Honda HCF-2 (untuk CVT), Nissan Matic S (untuk AT) atau Nissan NS-2/NS-3 (untuk CVT), GM Dexron VI, Ford Mercon LV, Viskositas:
Kekentalan oli pada suhu operasional tertentu. Viskositas yang tepat penting untuk memastikan oli mengalir dengan baik ke seluruh komponen, memberikan pelumasan yang cukup, dan mentransfer tekanan hidrolik dengan benar.
Paket Aditif: Oli transmisi matic mengandung berbagai aditif kompleks, seperti:
Friction Modifiers: Mengontrol gesekan pada plat kopling agar perpindahan gigi halus tapi tidak selip. Aditif ini sangat spesifik tergantung desain transmisi.
Anti-Wear Agents: Melindungi komponen dari keausan.
Detergents/Dispersants: Membersihkan dan menahan kotoran agar tidak mengendap.
Anti-Oxidants: Mencegah penuaan oli akibat panas.
Anti-Foaming Agents: Mencegah terbentuknya busa yang bisa mengganggu tekanan hidrolik dan pelumasan.
Corrosion Inhibitors: Melindungi komponen dari karat.
Bagaimana cara memilih oli yang tepat:
SATU-SATUNYA cara paling akurat adalah mengacu pada buku manual pemilik mobil kamu. Di sana akan tertulis dengan jelas spesifikasi oli transmisi yang dibutuhkan, misalnya “Gunakan Oli Toyota Genuine ATF WS” atau “Oli transmisi harus memenuhi spesifikasi Ford Mercon LV”.
Jangan hanya berpatokan pada tulisan “Multi-Vehicle ATF” di kemasan oli. Meskipun beberapa oli multi-vehicle mengklaim kompatibel dengan banyak spesifikasi, pastikan di kemasan tersebut secara eksplisit tercantum bahwa oli tersebut memenuhi atau direkomendasikan untuk spesifikasi pabrikan mobil kamu.
Menggunakan oli dengan spesifikasi yang salah, bahkan jika itu oli matic untuk jenis transmisi yang sama (misal: pakai oli AT Toyota di mobil Honda), bisa sangat merusak transmisi dalam jangka panjang karena perbedaan dalam viskositas, aditif, dan sifat gesekannya.
Gejala awal mungkin perpindahan gigi kasar atau selip, dan akhirnya bisa menyebabkan kegagalan transmisi.
Jika ragu, konsultasikan dengan bengkel resmi atau bengkel spesialis transmisi matic yang terpercaya dan familiar dengan model mobil kamu. Mereka punya data dan pengalaman yang dibutuhkan.
Intinya, oli transmisi matic itu seperti “darah” bagi transmisi. Memilih dan menggantinya sesuai jadwal dengan spesifikasi yang tepat adalah investasi terbaik untuk menjaga kesehatan dan umur panjang transmisi mobil matic kamu. Jangan sampai salah pilih atau terlambat ganti ya!
Hubungi Bengkel Dokter Mobil Sekarang!
Halo Domo Lovers 👋, reservasi ke bengkel Kami sekarang juga dan dapatkan promo menarik dari kami, cs kami akan membalas secepat mungkin