Cara Ganti Air Radiator Mobil yang Benar dan Tanpa Bongkar

Cara Ganti Air Radiator Mobil yang Salah Hanya Akan Meningkatkan Resiko Overheat

Bengkel mobil dengan mesin canggih memiliki cara ganti air radiator mobil dengan cepat. Selain itu pengurasannya juga jauh lebih bersih. Karena mesin canggih untuk perawatan radiator yang dimilikinya mampu melakukan flushing radiator secara cepat dan menyeluruh.

Mengapa perlu ganti air radiator?

Momok yang paling dihindari oleh pengguna mobil adalah overheat. Timbulnya overheat akan menyebabkan mobil mogok.

Pada kasus yang lebih serius bahkan menyebabkan mobil terbakar. Seperti kasus terbakarnya mobil sport milik Raffi Ahmad beberapa waktu yang lalu.

Cara Terbaru Ganti Air Radiator Tanpa Bongkar

Biasanya penggantian air radiator memakan waktu yang cukup lama. Bahkan seringkali pembersihan radiator dari sisa-sisa coolant lama tidak sempurna atau tidak bersih.

Di Dokter Mobil proses ganti air radiator bisa dilakukan dengan cepat karena menggunakan alat canggih yang dapat menyedot seluruh isi radiator. Dengan demikian, semua kotoran dapat terangkat dan radiator menjadi bersih seperti baru.

Kapan Sebaiknya Melakukan Penggantian Radiator Mobil?

Semakin berkembangnya teknologi, pun juga berimbas pada desain mobil saat ini. Berbagai kondisi mobil dapat diindikator dengan mudah melalui dashboard mobil.

Pastikan jumlah cairan air radiator berada digaris batas minimum dan maksimum. Ketika sudah berada di minimum, anda wajib lakukan pengisian air radiator.

Jika ada di atas batas maksimum, artinya ada kesalahan dalam pengisian air radiator. Kemungkinan saat pengisian masih ada cukup banyak cairan coolant lama yang tidak terkuras.

Tips Mengisi Air Radiator Dengan Mudah

Tidak harus ke bengkel, anda dapat mengisi air radiator dengan mudah dimanapun dan kapanpun. Selengkapnya simak tips dibawah ini;

1. Pastikan mobil dalam keadaan dingin

Ketika mobil selesai dipakai, maka suhu mesin masih dalam kondisi panas. Sebaiknya diamkan mobil kisaran 30 menit hingga satu jam agar memastikan mesin sudah aman dipegang.

2. Siapkan Coolant

Ingat ya, gunakan coolant bukan air biasa. Bahaya menggunakan air biasa dapat menimbulkan mobil mengalami overheat sebab suhu titik didih air biasa hanya mencapai 100 derajat saja.

Sedangkan coolant memiliki titik didih kisaran 115 hingga diatas 120 derajat. Tentunya aman mencegah mesin menjadi overheat.

3. Buka Kap Mesin

Selanjutnya bukalah kap mesin mobil anda. Lalu buka tutup radiator dengan cara memutar ke arah berlawanan jarum jam sambil tekan.

Buka kap mesin dan buka tutup radiator (radiator cap) dengan cara memutarnya putar ke arah berlawanan jarum jam sambil ditekan.

4. Tuangkan Cairan Coolant

Isi hingga penuh. Lalu tutup kembali tutup radiator. Pastikan terpasang dengan rapat dan sempurna.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal pertama adalah pastikan mengisi hanya dengan coolant berkualitas terbaik. Jangan mencoba mengisi dengan air biasa.

Karena air biasa cenderung menyebabkan karat di radiator. Selain itu, titik didih air biasa lebih rendah daripada coolant. Hal tersebut menyebabkan resiko overheat masih lebih tinggi jika menggunakan air biasa.

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah walaupun anda bisa melakukan isi coolant sendiri, namun sangat disarankan untuk menyerahkan kepada ahlinya. Karena selain waktu pengerjaannya yang cukup lama, belum tentu pengerjaannya bersih jika tanpa alat/mesin.

Itulah beberapa cara ganti air radiator mobil yang biasa Dokter Mobil lakukan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kita semua ya. Say no to overheat. Apapun mobilnya, di Dokter Mobil pasti beres…

FAQ Seputar Cara Ganti Air Radiator Mobil yang Benar

1. Berapa frekuensi ideal penggantian air radiator (coolant) secara menyeluruh untuk mobil harian dengan intensitas pemakaian normal?

Untuk mobil harian dengan pemakaian normal, penggantian coolant secara menyeluruh itu penting banget.

Umumnya, pabrikan merekomendasikan penggantian coolant setiap 40.000 hingga 60.000 kilometer, atau setiap 2 hingga 3 tahun sekali.

Tapi, interval ini bisa lebih cepat tergantung beberapa faktor:

  • Jenis Coolant: Ada coolant tipe Long Life Coolant (LLC) yang bisa bertahan lebih lama, bahkan hingga 5 tahun atau 100.000 km.
  • Kondisi Lingkungan: Jika kamu sering berkendara di daerah yang sangat panas atau macet parah, sistem pendingin bekerja lebih keras, jadi penggantian bisa lebih sering.
  • Kondisi Mobil: Mobil yang lebih tua atau punya riwayat overheating mungkin perlu pemeriksaan dan penggantian coolant lebih sering.

Pokoknya, jangan sampai tunggu coolant berubah warna atau timbul kerak, ya.

2. Apa saja jenis coolant yang tersedia di pasaran (misalnya long life coolant, pre-mixed, konsentrat) dan bagaimana cara memilih yang paling tepat untuk jenis mobil tertentu?

Ada beberapa jenis coolant di pasaran, dan penting banget memilih yang tepat:

Berdasarkan Konsentrasi:

Pre-mixed Coolant (Siap Pakai): Ini sudah dicampur air dengan perbandingan ideal (biasanya 50:50). Sangat praktis, tinggal tuang. Umumnya cocok untuk penggunaan umum.

Konsentrat: Ini coolant murni yang harus dicampur air bersih (demineralisasi atau suling) dengan perbandingan tertentu (misalnya 50:50 atau 60:40) sebelum digunakan. Lebih ekonomis untuk jangka panjang tapi butuh ketelitian dalam mencampur.

Berdasarkan Teknologi Aditif:

Inorganic Acid Technology (IAT): Ini adalah coolant tradisional, biasanya berwarna hijau atau biru. Mengandung silikat dan fosfat sebagai penghambat karat. Umurnya relatif pendek (sekitar 2 tahun).

Organic Acid Technology (OAT): Biasanya berwarna oranye, merah, atau pink. Tidak mengandung silikat/fosfat, tapi menggunakan asam organik yang lebih tahan lama dalam mencegah korosi. Ini yang disebut Long Life Coolant (LLC), bisa bertahan 5 tahun atau lebih.

Hybrid Organic Acid Technology (HOAT): Ini kombinasi IAT dan OAT, menggabungkan keunggulan keduanya. Biasanya berwarna kuning atau turquoise. Umurnya juga panjang, sekitar 5 tahun.

Bagaimana Cara Memilih yang Tepat?

  • Cek Buku Manual Mobil: Ini adalah panduan terbaik. Pabrikan akan merekomendasikan jenis coolant dan spesifikasi (misalnya OAT, HOAT, atau IAT) yang sesuai untuk mobilmu.
  • Jangan Campur Tipe Berbeda: Sangat tidak disarankan mencampur coolant dengan teknologi aditif yang berbeda (misalnya OAT dengan IAT). Ini bisa menyebabkan reaksi kimia yang membentuk gel atau endapan, malah merusak sistem pendingin.
  • Pilih Warna yang Sama: Meskipun warna bukan penentu utama, sebagai patokan awal, usahakan pilih coolant dengan warna yang sama dengan yang ada di mobilmu. Tapi, tetap cek spesifikasi teknisnya ya.

3. Bagaimana cara melakukan flushing radiator secara menyeluruh sendiri di rumah, jika tidak memungkinkan untuk pergi ke bengkel dengan peralatan canggih?

Melakukan flushing radiator sendiri itu bisa, tapi butuh ketelitian. Ini langkah-langkah umumnya:

Siapkan Alat dan Bahan: Siapkan coolant baru, air bersih (air suling/demineralisasi lebih baik dari air keran biasa), wadah penampung air bekas, corong, kunci pas, dan selang air.

  • Dinginkan Mesin: Pastikan mesin mobil benar-benar dingin untuk menghindari luka bakar dan kerusakan komponen.
  • Tiriskan Coolant Lama: Buka penutup radiator dan juga drain plug (keran pembuangan) di bagian bawah radiator (dan kadang di blok mesin). Biarkan semua coolant lama keluar. Tampung di wadah.
  • Isi dengan Air Bersih (untuk Pembilasan): Setelah tiris, tutup kembali drain plug. Isi radiator dengan air bersih sampai penuh.
  • Nyalakan Mesin dan Biarkan Sirkulasi: Hidupkan mesin, nyalakan AC di suhu paling panas dan blower maksimal, dan biarkan mesin hidup sekitar 10-15 menit agar air bersirkulasi dan membersihkan sistem.
  • Tiriskan Kembali: Matikan mesin, tunggu dingin, lalu tiriskan lagi air bekas bilasan tersebut. Ulangi langkah 4-6 ini sampai air yang keluar terlihat jernih dan tidak ada lagi kotoran.
  • Isi dengan Coolant Baru: Setelah semua air bilasan tiris dan jernih, tutup drain plug rapat-rapat. Isi radiator dengan coolant baru (sesuai jenis yang direkomendasikan) sampai batas maksimal.
  • Buang Udara (Bleeding): Nyalakan mesin lagi, biarkan coolant bersirkulasi. Perhatikan level coolant di tabung reservoir. Jika ada gelembung udara keluar dari radiator atau tabung reservoir, itu tandanya udara terperangkap. Biarkan mesin hidup dengan tutup radiator terbuka (jika ada bleeder valve, buka juga) sampai gelembung udara tidak ada lagi. Tambah coolant jika levelnya turun. Tutup kembali penutup radiator.

Penting: Selalu buang coolant bekas dengan benar, jangan dibuang sembarangan karena berbahaya bagi lingkungan. Jika kamu tidak yakin, lebih baik serahkan pada profesional.

4. Apa dampak jangka panjang jika pemilik mobil terus-menerus hanya menambah air radiator saat berkurang tanpa pernah menguras dan mengganti coolant secara berkala?

Dampak jangka panjangnya bisa sangat merugikan dan berpotensi merusak mesin mobilmu:

Peningkatan Suhu Mesin (Overheating): Air radiator biasa punya titik didih 100°C, sementara coolant bisa sampai 115-120°C. Jika hanya diisi air, mesin akan lebih rentan overheat saat macet atau beban berat, yang bisa menyebabkan kerusakan parah pada head gasket atau bahkan mesin jebol.

Korosi dan Karat: Air biasa mengandung mineral yang bisa menyebabkan karat dan korosi pada komponen internal radiator, blok mesin, dan pompa air. Coolant mengandung aditif anti-karat yang sangat penting.

Pembentukan Kerak dan Sumbatan: Mineral dalam air biasa akan membentuk kerak di saluran pendingin. Kerak ini bisa menyumbat radiator dan saluran air di mesin, menghambat sirkulasi coolant, dan akhirnya menyebabkan overheating.

Efektivitas Pendinginan Menurun: Seiring waktu, aditif anti-karat dan anti-beku dalam coolant akan habis. Kalau cuma ditambah air, konsentrasi aditif semakin encer, sehingga kemampuan coolant melindungi mesin menurun drastis.

Kerusakan Pompa Air: Kerak dan karat bisa merusak pompa air dan menyebabkan kebocoran.

Singkatnya, hanya menambah air tanpa flushing dan mengganti coolant secara berkala adalah resep menuju kerusakan sistem pendingin dan mesin yang lebih serius.

5. Apakah ada gejala khusus yang muncul dari sistem pendingin (selain dari indikator di dashboard) yang menandakan air radiator perlu diganti atau ada masalah lain?

Betul, ada beberapa gejala yang bisa kamu perhatikan selain indikator di dashboard:

Perubahan Warna Coolant: Coolant yang sehat biasanya punya warna cerah (hijau, merah, oranye, biru). Jika warnanya berubah menjadi cokelat, keruh, atau bahkan ada endapan seperti lumpur, itu tanda coolant sudah kotor, basi, dan perlu diganti.

Bau Aneh: Jika ada bau manis menyengat dari kap mesin, itu bisa jadi indikasi kebocoran coolant. Atau, jika tercium bau gosong saat mesin panas, bisa jadi ada coolant yang bocor dan terbakar di permukaan mesin.

Suhu Mesin Cenderung Lebih Tinggi: Meskipun belum sampai overheat (lampu indikator menyala), kamu mungkin merasa jarum temperatur di dashboard cenderung berada di posisi yang lebih tinggi dari biasanya, terutama saat macet atau setelah perjalanan jauh.

Kipas Radiator Sering Menyala (dengan Durasi Lama): Kipas radiator sering menyala dan berputar dalam waktu yang lama menunjukkan mesin butuh bantuan ekstra untuk mendinginkan diri, yang bisa jadi coolant tidak efektif lagi atau ada masalah sirkulasi.

Level Coolant Cepat Berkurang: Jika kamu sering harus menambah coolant atau air radiator dalam waktu singkat, ini bukan hanya masalah coolant yang perlu diganti, tapi kemungkinan besar ada kebocoran di sistem pendingin yang harus segera dicari dan diperbaiki.

Hubungi Bengkel Dokter Mobil Sekarang!

Halo Domo Lovers 👋, reservasi ke bengkel Kami sekarang juga dan dapatkan promo menarik dari kami, cs kami akan membalas secepat mungkin


Klaim Promo Sekarang!

Penulis Sejak Sept 2021