Cara Kerja Sistem AC Mobil Bertransmisi Manual dan Matic

cara kerja sistem AC mobil

Mungkin beberapa pemilik kendaraan belum paham betul bagaimana cara kerja sistem AC mobil. Mekanisme pola kerja AC mobil manual dan matic ini tidak jauh berbeda. Ada beberapa tahapan sebelum gas freon yang berbentuk cairan ini menjadi zat gas. Kemudian, zat gas tersebut disalurkan ke blower AC mobil. Sehingga, suhu kabin mobil akan sesuai dengan indikator yang dipilih.

Sebetulnya, sistem AC mobil ini bekerja secara otomatis. Jadi, setelah Anda menekan tombol “on” untuk menghidupkan AC mobil. Maka, komponen-komponen akan bekerja untuk menghasilkan suhu dingin. Jadi, gas freon akan diolah menjadi suhu gas yang kemudian dialirkan ke blower AC mobil hingga ke beberapa sudut kabin mobil.

Komponen-Komponen AC Mobil yang Wajib Anda Ketahui

Anda wajib mengetahui apa saja komponen-komponen AC mobil yang berguna untuk mengolah dan menghasilkan suhu dingin. Komponen AC mobil yang mengolah gas freon hingga menjadi gas udara ini cukup banyak. Maka dari itu, ini dia macam-macam komponen yang harus Anda ketahui. Diantaranya adalah sebagai berikut ini :


  1. Kompresor

Kompresor merupakan salah satu komponen inti dari AC mobil. Fungsinya pun sangat vital. Mekanisme pola kerja AC mobil komponen kompresor ini cukup vital. Sebab, kompresor bertugas untuk menghisap gas freon dan kemudian mengolahnya menjadi zat cair yang masih panas karena terkompresi. Setelah itu, cairan freon akan disalurkan ke kondensor.


  1. Kondensor

Kondensor ini menjadi komponen yang tidak kalah penting dari kompresor. Kondensor bertugas untuk mengolah zat cair yang disalurkan oleh kompresor. Sehingga, suhu zat cair akan turun hingga 60 derajat celcius.


  1. Filter Dryer

Cara kerja sistem AC mobil ini kemudian diteruskan ke filter dryer. Disini, kotoran-kotoran yang tersangkut pada zat cair freon akan disaring hingga debu dan kotoran terangkat. Sehingga, udara yang nantinya dihasilkan tidak terkontaminasi dengan debu dan kotoran.


  1. Expansion Valve

Setelah debu dan kotoran terangkat, maka zat cair freon akan diteruskan ke expansion valve. Disini, zat cair akan dikonversi menjadi zat gas. Zat inilah yang nantinya diteruskan ke komponen evaporator.


  1. Evaporator

Dan komponen terakhir adalah evaporator. Evaporator ini berfungsi untuk menampung zat gas yang telah diolah oleh komponen lainnya. Nantinya, gas tersebut akan disalurkan ke blower AC dan disebarkan hingga ke sudut-sudut kabin mobil.

Cara Kerja Sistem AC Mobil Bertransmisi Manual dan Matic

Mekanisme pola kerja AC mobil ini cukup sederhana. Pertama, kompresor akan menghisap gas freon. Apabila kompresor AC mobil Anda bocor, maka gas freon tidak akan terhisap sempurna.

Kemudian, gas freon yang terhisap akan dikompresi dengan suhu hingga 100 derajat celcius. Sehingga, gas freon akan berubah menjadi zat cair. Kemudian, zat cair tersebut akan diteruskan ke kondensor. Kemudian, kondensor akan mendinginkan zat cair tersebut hingga ke suhu 60 derajat celcius.

Biasanya, zat cair freon masih bercampur dengan debu dan kotoran. Setelah itu, zat tersebut akan diteruskan ke filter dryer. Disini, debu serta kotoran akan disaring dan akan diteruskan ke expansion valve.

Lalu, expansion valve akan mengubah zat cair menjadi zat gas kembali. Zat gas inilah yang akan diteruskan ke evaporator. Dari evaporator, zat tersebut akan diteruskan ke blower AC mobil. Kemudian, zat gas akan disalurkan ke kabin mobil melalui blower AC  mobil Anda. Jadi, cara kerja sistem AC mobil cukup ribet karena harus melalui berbagai proses.

baca juga : Mobil Ndut Ndutan Saat Injak Gas? Ternyata Ini Penyebabnya

Bagaimana Jika Komponen AC Mobil Mengalami Kerusakan?

apabila Mekanisme pola kerja AC mobil mengalami malafungsi, maka Anda bisa langsung menuju ke bengkel spesialis. Sebab, kerusakan komponen AC mobil ini harus ditangani oleh montir berpengalaman. Maka dari itu, Anda dapat mempercayakan Dokter Mobil sebagai bengkel spesialis servis dan perawatan AC.

Kami siap melayani Anda untuk mengatasi segala kerusakan pada komponen AC mobil. Selain itu, kami juga melayani perawatan komponen AC mobil hingga penggantian sparepart. Kami juga menyediakan layanan Home Service AC mobil bagi Anda yang tidak memiliki waktu untuk service kendaraan di bengkel kami.

Setiap mobil memiliki komponen AC mobil yang menghasilkan suhu dingin yang disebarkan hingga ke sudut-sudut kabin. Sebagai pemilik kendaraan, Anda wajib mengetahui cara kerja sistem AC mobil dari gas freon hingga diolah menjadi zat gas yang disebarkan melalui blower.

FAQ Seputar Cara Kerja Sistem AC Mobil

1. Perawatan Rutin: Selain penggantian freon, apa saja perawatan rutin yang sebaiknya dilakukan untuk menjaga performa sistem AC mobil tetap optimal dan berapa frekuensinya?

Selain mengisi ulang freon, menjaga performa AC mobil tetap optimal itu penting banget. Ini beberapa perawatan rutin yang bisa kamu lakukan dan frekuensinya:

Pembersihan Filter Kabin/Filter AC: Ini paling sering diabaikan! Filter ini menyaring udara yang masuk ke kabin. Kalau kotor, aliran udara bisa terhambat dan AC jadi kurang dingin atau bau. Bersihkan setiap 3-6 bulan atau setiap 10.000 km. Ganti baru kalau sudah sangat kotor atau sobek.

Pembersihan Kondensor: Kondensor ada di depan radiator dan sering kotor karena debu atau kotoran jalan. Bersihkan dengan menyemprotkan air bertekanan rendah dari luar ke dalam (jangan pakai jet cleaner bertekanan tinggi ya, bisa merusak siripnya) setiap 6-12 bulan atau saat mencuci mobil. Kondensor yang bersih membantu proses pendinginan freon.

Pengecekan Kebocoran Freon dan Oli Kompresor: Ini biasanya dilakukan oleh mekanik. Mereka akan memeriksa tekanan freon dan mencari tanda-tanda kebocoran. Jika ada kebocoran, oli kompresor juga bisa ikut berkurang. Lakukan ini setiap 1-2 tahun atau saat kamu merasa AC sudah tidak dingin seperti biasanya.

Pembersihan Evaporator: Evaporator ada di dalam dashboard dan bisa jadi sarang bakteri atau jamur kalau lembab, menyebabkan bau tidak sedap. Proses pembersihannya agak kompleks karena harus membongkar dashboard, tapi ada juga metode fogging atau deep cleaning tanpa bongkar. Lakukan ini setiap 1-2 tahun atau jika AC sudah mulai bau.

Pengecekan Kompresor dan Magnetic Clutch: Pastikan kompresor bekerja normal, tidak ada suara aneh, dan magnetic clutch-nya menempel dengan baik saat AC dinyalakan. Ini bisa dicek saat servis rutin.

2. Tanda-tanda Kerusakan Komponen: Apa saja tanda-tanda spesifik jika ada masalah pada masing-masing komponen utama AC mobil?

Setiap komponen punya “bahasa” sendiri saat bermasalah. Kenali tanda-tandanya:

Kompresor: Ini jantungnya AC. Kalau rusak, tanda utamanya adalah AC tidak dingin sama sekali atau kurang dingin. Seringkali diikuti suara kasar (berdengung, berdecit, atau menggerus) saat AC dinyalakan, atau kompresor sering mati-hidup (cycling) tidak wajar. Kamu juga bisa melihat noda oli di sekitar kompresor.

Kondensor: Jika kondensor kotor atau rusak, AC jadi kurang dingin karena proses pelepasan panas freon terganggu. Panas di dalam kabin bisa terasa lebih lama hilangnya. Biasanya tidak ada suara spesifik, tapi panas berlebih bisa membuat kinerja komponen lain menurun.

Filter Dryer: Komponen ini menyaring kotoran dan menyerap kelembaban. Kalau buntu atau jenuh, aliran freon akan terhambat, menyebabkan AC kurang dingin dan tekanan freon di sistem jadi tidak normal. Kadang, ada suara mendesis dari expansion valve karena freon tidak mengalir lancar.

Expansion Valve (Katup Ekspansi): Kalau katup ini macet terbuka atau tertutup, AC bisa jadi tidak dingin sama sekali atau dinginnya tidak stabil (kadang dingin, kadang tidak). Bisa juga ada suara mendesis yang lebih keras dari dashboard, atau saluran freon di bagian tekanan rendah jadi beku.

Evaporator: Fungsinya mendinginkan udara. Kalau kotor atau bocor, AC akan kurang dingin atau malah tidak dingin. Ciri khas lainnya adalah keluarnya bau tidak sedap (apek atau bau lumut) dari hembusan AC, atau banjir di area karpet bawah dashboard karena kebocoran freon yang mendinginkan evaporator terlalu ekstrem hingga membentuk embun berlebih.

3. Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi: Faktor-faktor apa saja yang bisa memengaruhi efisiensi pendinginan sistem AC mobil?

Banyak hal yang bisa memengaruhi seberapa dingin AC mobilmu:

Kondisi Lingkungan: Suhu udara di luar mobil sangat berpengaruh. Semakin panas cuaca, semakin keras kerja AC untuk mencapai suhu ideal, dan tentu saja efisiensinya bisa menurun. Kelembaban tinggi juga bisa membuat AC terasa kurang efektif.

Kebersihan Kabin: Debu, kotoran, atau bahkan serpihan makanan di dalam kabin bisa menumpuk di filter AC dan evaporator, menyumbat aliran udara dan menyebabkan bau. Filter kabin yang bersih akan membuat AC lebih mudah mengalirkan udara dingin.

Intensitas Sinar Matahari: Parkir di bawah terik matahari langsung akan membuat suhu kabin sangat panas. AC butuh waktu lebih lama dan bekerja lebih keras untuk mendinginkannya. Makanya, kalau bisa parkir di tempat teduh atau pakai pelindung kaca depan.

Kondisi Komponen AC: Seperti yang dibahas sebelumnya, kalau ada komponen yang kotor, aus, atau rusak (misalnya kompresor lemah, kondensor kotor, freon kurang), otomatis efisiensi pendinginan akan menurun drastis.

Kebiasaan Mengemudi: Mematikan dan menghidupkan AC terlalu sering, atau langsung menyalakan AC dengan blower maksimal saat mobil sangat panas, bisa memberi beban ke kompresor dan mengurangi efisiensi jangka panjang. Lebih baik buka jendela dulu sebentar untuk mengeluarkan udara panas sebelum menyalakan AC.

Kaca Film: Kualitas kaca film mobil juga berperan besar dalam menolak panas dari luar, sehingga AC tidak perlu bekerja terlalu keras.

4. Jenis-jenis Freon: Apakah ada jenis-jenis freon yang umum digunakan di AC mobil selain yang disebutkan secara umum, dan apakah ada perbedaan karakteristik atau dampak lingkungannya?

Betul, selain sebutan umum “gas freon”, ada beberapa jenis refrigerant (nama teknis untuk freon) yang digunakan di AC mobil:

R-12 (Dichlorodifluoromethane):

Ini adalah jenis freon yang sangat umum digunakan di mobil-mobil lama (sebelum tahun 1994). Freon ini sangat efektif dalam mendinginkan, tapi sayangnya memiliki dampak buruk terhadap lapisan ozon (ODP – Ozon Depletion Potential tinggi). Karena itu, produksinya sudah dilarang secara internasional sejak tahun 1990-an.

R-134a (Tetrafluoroethane):

Ini adalah jenis freon yang paling umum dan standar yang digunakan di mobil-mobil modern sejak pertengahan 1990-an hingga sekarang. R-134a tidak merusak ozon (ODP = 0), meskipun masih memiliki potensi pemanasan global (GWP – Global Warming Potential) yang cukup tinggi.

R-1234yf (2,3,3,3-Tetrafluoropropene):

Ini adalah refrigerant generasi terbaru yang mulai digunakan di beberapa mobil baru, terutama di Eropa dan Amerika. R-1234yf dirancang untuk menggantikan R-134a karena memiliki GWP yang jauh lebih rendah (mendekati nol), sehingga lebih ramah lingkungan.

Namun, harganya lebih mahal dan penanganannya butuh peralatan khusus karena sifatnya sedikit mudah terbakar.

Perbedaan Karakteristik dan Dampak Lingkungan:

Perbedaan utamanya terletak pada dampak lingkungan (terutama GWP) dan kompatibilitas dengan oli serta komponen sistem AC.

Kamu tidak bisa mencampur atau mengganti jenis freon seenaknya karena setiap jenis membutuhkan oli dan terkadang komponen AC yang berbeda. Menggunakan freon yang salah bisa merusak sistem AC secara permanen.

5. Perbedaan Pengaruh Transmisi: Meskipun artikel menyebut mekanisme AC tidak jauh berbeda antara transmisi manual dan matic, apakah ada perbedaan tipis atau hal spesifik yang perlu diperhatikan terkait sistem AC tergantung jenis transmisi mobil?

Ada beberapa perbedaan kecil yang mungkin kamu rasakan atau perlu diperhatikan:

Beban Mesin (terutama pada idle):

Pada mobil transmisi manual, saat berhenti dengan gigi netral dan AC menyala, beban kompresor bisa lebih terasa pada putaran mesin idle yang rendah.

Terkadang kamu mungkin merasakan sedikit getaran atau RPM yang sedikit turun. Pada mobil matic, sistem biasanya lebih baik dalam mengatur RPM idle agar stabil meski AC menyala.

Pengaruh Saat Perpindahan Gigi:

Pada mobil manual, ketika kamu menginjak kopling dan memindahkan gigi, kompresor AC akan tetap bekerja atau bahkan bisa terasa sedikit jeda saat kopling ditekan penuh.

Sementara di mobil matic, transisinya lebih mulus karena tidak ada proses kopling manual, sehingga kerja AC terasa lebih linear.

Sistem Pengereman:

Ini tidak langsung terkait transmisi, tapi lebih ke cara kerja mobil itu sendiri. Pada mobil matic modern (terutama yang sudah menggunakan fitur idle stop/start).

Sistem AC biasanya dilengkapi dengan komponen tambahan (misalnya accumulator atau compressor listrik kecil) agar udara dingin tetap stabil meskipun mesin mati sementara saat berhenti di lampu merah. Fitur ini jarang ada di mobil manual.

Secara keseluruhan, perbedaan ini tidak mengubah prinsip dasar kerja AC, tapi lebih ke nuansa operasional dan integrasi sistem AC dengan manajemen mesin dan transmisi mobil.

Hubungi Bengkel Dokter Mobil Sekarang!

Halo Domo Lovers 👋, reservasi ke bengkel Kami sekarang juga dan dapatkan promo menarik dari kami, cs kami akan membalas secepat mungkin


Klaim Promo Sekarang!

Penulis Sejak Sept 2021