Komponen dan Ciri Ciri Kerusakan ECU

ciri ciri kerusakan ECU

Ciri ciri kerusakan ECU mobil mungkin belum banyak diketahui oleh banyak orang. ECU atau yang dikenal sebagai Engine Control Unit ini sendiri merupakan salah satu bentuk aplikasi dari teknologi di bidang otomotif.

Seperti yang Anda ketahui bahwa seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi terus berkembang dengan pesat salah satunya pada bidang otomotif.

Jika mobil keluaran dulu masih menggunakan sistem mekanis, maka untuk mobil keluaran terkini sudah dilengkapi dengan tenaga elektronik yang sudah dipadukan dengan sistem komputer dan dalam aplikasinya disebut dengan Engine Control Unit (ECU)

Engine Control Unit (ECU) ini sangat umum ditemukan pada mobil keluaran terbaru atau mobil yang memiliki sistem Engine Fuel Injection (EFI).

Engine Control Unit (ECU) ini sendiri hadir untuk menggantikan kegunaan dari sistem karburator atau sistem yang bisanya digunakan pada mesin mobil keluaran lama.

Akan tetapi, walaupun sistem dari Engine Control Unit (ECU) ini dikenal sebagai sistem yang canggih karena menggunakan teknologi yang mumpuni bukan berati sistem tersebut tidak bisa rusak.

Tentu, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan sistem Engine Control Unit (ECU) ini menjadi rusak.

Lalu, bagaimana ciri ciri kerusakan ECU mobil itu sendiri?

Apa yang menyebabkan sistem Engine Control Unit (ECU) ini menjadi rusak dan bagaimana mengatasi ciri ciri kerusakan ECU mobil?

Jika Anda masih bingung bagaimana mengatasi kerusakan pada sistem Engine Control Unit (ECU) ini dan bagaimana ciri ciri kerusakan ECU mobil maka ada baiknya untuk membaca penjelasan yang akan kami berikan berikut ini.

Mengenal Apa Itu ECU (Engine Control Unit)

Seperti yang kami jelaskan sebelumnya bahwa pada mobil keluaran lama biasanya mobil masih menggunakan sistem yang mekanis.

Sistem ini adalah tempat di mana pencampuran bahan bakar, pengukuran waktu pengapian, campuran udara terhadap bahan bakar dan kecepatan dari putaran mesin mobil.

Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi kini sistem ECU (Engine Control Unit) hadir pada mesin injeksi, tentu saja dengan adanya bantuan oleh sistem tersebut akan membuat mesin bisa dikendalikan dengan mudah.

Hal tersebut karena mesin ECU sendiri dikendalikan dengan proses komputer yang memang telah ditanamkan di dalam sistem engine control unit (ECU) tersebut.

Pada dasarnya, keberadaan dari sistem engine control unit yang ada pada mesin injeksi mobil ini sangat penting karena komponen satu ini bisa menentukan berapa jumlah dari bahan bakar yang sudah  di suplai ke dalam sebuah mesin mobil.

Nantinya, program komputer akan menerima beberapa data kemudian akan melakukan proses penggerakan mesin sesuai dengan berapa takaran yang dibutuhkan.

Oleh karena itu, ketika Anda merasa adanya ciri ciri kerusakan ECU mobil maka Anda harus segera menangani ciri ciri kerusakan ECU mobil tersebut karena bagaimana pun jika ciri ciri ECU mobil tidak segera ditangani maka akan menyebabkan sebuah masalah.

Selain itu, jika terjadi ciri ciri kerusakan ECU mobil hal ini juga akan menyebabkan sistem engine control unit (ECU) menjadi tidak bisa lagi menentukan berapa durasi injeksi dari bahan bakar yang ada di bagian injektor.

Atau dikenal sebagai suatu alat yang berguna untuk melakukan suplai bahan bakar dengan cara menentukan waktu yang tepat untuk memberi bahan bakar dan campuran udara terhadap mesin.

Bahkan tidak hanya itu saja karena nyatanya engine control unit (ECU) juga mampu untuk mengatur berbagai sistem penting yang terdapat pada mobil Anda di mana pengatur yang dibantu oleh sisten ECU ini sendiri seperti identifikasi kunci mobil.

Menghidupkan alarm mobil ketika terjadi suatu gangguan, mengatur bagaimana kinerja kipas pendingan mesin mobil, dan lain sebagainya.

Ciri Ciri Kerusakan ECU Mobil

Lalu, bagaimana ciri ciri kerusakan ECU mobil itu sendiri? Bagi seorang pengguna mobil tentu penting untuk mengetahui bagaimana ciri ciri kerusakan ECU mobil mereka agar Anda bisa mengendarai mobil Anda dengan aman dan nyaman.

Berikut adalah ciri ciri dari kerusakan engine control unit (ECU) yang sebaiknya Anda ketahui, yaitu:

  1. Sistem engine control unit (ECU) yang mengalami kerusakan biasanya akan membuat mesin mobil menjadi sulit untuk dihidupkan secara otomatis atau dengan menggunakan starter.
  2. Selain itu, sistem ECU yang rusak juga biasanya akan menyebabkan penggunaan dari bahan bakar mobil yang lebih boros padahal jarak tempuh yang dilalui tidak begitu jauh.
  3. Ketika Anda sedang mengendarai mobil, biasanya mobil seperti tersendat pada bagian mesin.
  4. Ketika sedang digunakan mobil terasa tidak nyaman karena mobil yang terasa berat ketika sedang dikendarai. Hal ini terjadi karena adanya pengurangan tenaga mesin mobil.

Anda juga bisa mengetahui jika terjadi kerusakan dengan melihat bagaimana kondisi lampu check engine yang berada di dashboard mobil.

Jika lampu mati total atau menyala dengan sendirinya maka bisa bisa jadi ECU mobil mengalami kerusakan.

Dibaca Juga: Komponen Kelistrikan Mobil Utama Yang Sebaiknya Diketahui

Beberapa Jenis ECU Mobil Yang Sebaiknya Anda Ketahui

Setelah mengetahui ciri ciri kerusakan ECU mobil maka ada baiknya Anda juga mengetahui apa saja jenis dari ECU (engine control unit) mobil secara unum. Berikut ada beberapa jenis yang sebaiknya Anda ketahui, yaitu:

  1. ECM (Engine Control Module)

Jenis engine control unit (ECU) yang pertama adalah ECM atau engine control module yaitu suatu sistem modul yang akan bekerja secara khusus untuk mengatur bagaimana kinerja mesin mobil.

Sistem engine control module akan mengatur mulai dari proses starting, injeksi pada bahan bakar, penyalaan bagian busi, hingga kinerja pada proses pendinginan atau dikenal sebagai cooling.

  1. PCM (Power Train Control Module)

Power train module (PCM) ini sendiri merupakan suatu modul khusus yang akan mengatur kinerja dari sistem powertrain mobil Anda.

Selain itu, modul ini juga akan memastikan aliran dari tenaga listrik dari mesin mobil juga bisa sampai pada bagian roda.

  1. BCM (Body Control Module)

Untuk sistem yang satu ini BCM atau yang dikenal sebagai body control module memiliki kinerja yang khusus untuk mengatur kinerja dari kelistrikan mobil mulai dari lampu, wiper yang bekerja secara otomatis atau manual, dan horn.

Selain itu, body control module juta bisa mengatur sistem hiburan yang ada pada dashboard mobil Anda.

Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya bahwa jika Anda melihat adanya ciri ciri kerusakan ECU mobil.

Maka ada baiknya jika Anda langsung mengganti sistem ECU tersebut dengan yang baru karena jika ciri ciri kerusakan ECU jika terus dibiarkan tentu akan membuat kondisi berkendara Anda menjadi terasa tidak nyaman.

Untuk sistem dari engine control unit (ECU) ini sendiri pun tidak sulit untuk menemukannya, tetapi tentu saja Anda harus memperhatikan dengan baik bagaimana kondisi engine control unit (ECU) tersebut apakah barang yang asli atau bukan.

FAQ Seputar Ciri Kerusakan ECU Mobil

1. Berapa perkiraan biaya perbaikan atau penggantian ECU yang rusak di bengkel, dan apakah ada perbedaan harga signifikan antara mobil Jepang dengan mobil Eropa atau premium?

Soal biaya perbaikan atau penggantian ECU (Electronic Control Unit) yang rusak memang bisa sangat bervariasi dan seringkali tidak murah. Ya, ada perbedaan harga yang sangat signifikan antara mobil Jepang dengan mobil Eropa atau premium.

Perkiraan Biaya Penggantian ECU (Sudah Termasuk Jasa):

Mobil Jepang (Toyota, Honda, Suzuki, dll.) dan Korea (Hyundai, Kia):

Untuk unit baru (OEM), harganya bisa mulai dari sekitar Rp 3 juta hingga Rp 10 juta. Beberapa model yang lebih tua atau yang aftermarket mungkin lebih murah.

Jika ada opsi ECU copotan (bekas) atau rekondisi, harganya bisa lebih terjangkau, mungkin di kisaran Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta, tapi perlu diperhatikan garansi dan keandalannya.

Mobil Eropa (BMW, Mercedes-Benz, Audi, VW, dll.) atau Premium:

Ini adalah kategori dengan biaya paling tinggi. Harga ECU baru (OEM) untuk mobil Eropa bisa mulai dari Rp 10 juta hingga di atas Rp 50 juta, tergantung merek, model, dan fitur yang ada.

Mencari ECU copotan atau rekondisi mungkin jadi pilihan, tapi harganya juga masih relatif tinggi, bisa di kisaran Rp 5 juta hingga Rp 20 juta, dengan risiko ketersediaan dan keandalan.

Kenapa Mahal?
ECU adalah “otak” mobil, berisi microprocessor kompleks yang mengatur hampir semua sistem vital kendaraan (pengapian, injeksi bahan bakar, transmisi, emisi, dll.). Pembuatannya sangat presisi, membutuhkan riset dan teknologi tinggi, serta harus tahan terhadap lingkungan ekstrem di dalam mesin mobil. ECU mobil Eropa atau premium seringkali lebih kompleks lagi karena mengatur fitur-fitur canggih yang lebih banyak.

Biaya Perbaikan ECU:
Beberapa masalah ECU bisa diperbaiki (misalnya masalah pada komponen chip tertentu atau jalur sirkuit yang terbakar), tapi tidak semua bengkel bisa melakukannya. Biaya perbaikan biasanya jauh lebih murah daripada penggantian, bisa mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 3 jutaan, tergantung kerumitan kerusakannya. Namun, tidak semua ECU bisa diperbaiki, dan keandalannya setelah diperbaiki perlu dipertimbangkan.

2. Apa saja penyebab umum kerusakan ECU yang sering terjadi, selain indikasi yang disebutkan di artikel?

Selain dari gejala yang kamu rasakan, ada beberapa penyebab umum kenapa ECU bisa rusak:

Korsleting Listrik (Short Circuit): Ini penyebab paling sering. Bisa terjadi karena pemasangan aksesoris listrik yang tidak benar, kabel kelistrikan yang mengelupas dan menyentuh bodi mobil, atau bahkan tegangan listrik yang tidak stabil dari aki atau alternator yang bermasalah. Lonjakan arus listrik bisa langsung “membakar” sirkuit di dalam ECU.

Paparan Air atau Kelembapan Berlebihan: ECU biasanya ditempatkan di area yang terlindungi, tapi jika ada kebocoran air (misalnya dari kaca depan atau AC yang bocor) dan mengenai ECU, komponen elektronik di dalamnya bisa korslet atau berkarat.

Panas Berlebihan (Overheating): Meskipun ECU dirancang tahan panas, paparan panas ekstrem secara terus-menerus (misalnya jika ditempatkan di dekat sumber panas tinggi tanpa ventilasi cukup) bisa mempercepat kerusakan komponen internalnya.

Guncangan atau Benturan Keras: ECU adalah komponen elektronik yang sensitif. Guncangan keras akibat kecelakaan atau getaran berlebih (jika dudukan ECU longgar) bisa merusak solderan atau komponen internalnya.

Usia dan Keausan Komponen: Sama seperti komponen elektronik lainnya, ECU juga punya masa pakai. Seiring waktu, komponen internalnya bisa aus atau rusak secara alami.

Kegagalan Software atau Corrupt Firmware: Meskipun jarang, ECU juga bisa mengalami masalah software yang korup atau eror, terutama jika ada upaya modifikasi mapping atau tuning yang tidak tepat.

3. Apakah ada dampak jangka panjang pada komponen mesin lain jika ECU yang rusak dibiarkan dan mobil terus digunakan?

Membiarkan ECU yang rusak dan terus menggunakan mobil itu ibarat kamu membiarkan sebuah orkestra bermain tanpa konduktor. Hasilnya pasti kacau dan bisa merusak semua instrumennya. Ini dia dampak jangka panjangnya pada komponen mesin lain:

Kerusakan Mesin Serius: Ini adalah risiko terbesar. ECU yang rusak tidak bisa mengatur rasio bahan bakar-udara dengan benar, jadwal pengapian, atau fungsi vital lainnya. Ini bisa menyebabkan:

Pembakaran Tidak Sempurna: Bahan bakar bisa terlalu banyak (kaya) atau terlalu sedikit (kurus).

Detonasi (Ngelitik): Pembakaran tidak normal yang sangat merusak piston dan komponen lain.

Overheating Mesin: Mesin bekerja tidak efisien dan bisa panas berlebihan.

Semua ini bisa berujung pada kerusakan parah pada piston, klep, cylinder head, bahkan engine seize (mesin macet total) yang biayanya sangat mahal untuk diperbaiki.

Kerusakan Catalytic Converter: Jika pembakaran tidak sempurna, bahan bakar mentah bisa masuk ke catalytic converter dan terbakar di sana. Ini akan merusak, melelehkan, atau menyumbat catalytic converter yang harganya juga sangat mahal.

Kerusakan Transmisi Otomatis: Pada mobil modern, ECU juga terhubung dan mengontrol transmisi otomatis. ECU yang rusak bisa menyebabkan perpindahan gigi yang kasar, tidak tepat waktu, atau bahkan kerusakan pada transmisi itu sendiri.

Kerusakan Sensor-sensor Mesin: Beberapa sensor mungkin akan bekerja di luar parameter normal karena input yang salah dari ECU, yang pada akhirnya bisa merusak sensor-sensor tersebut.

Boros Bahan Bakar: Ini sudah pasti. ECU yang tidak berfungsi dengan benar tidak bisa mengoptimalkan penggunaan bahan bakar, sehingga konsumsi bensin akan melonjak drastis.

Peningkatan Emisi Gas Buang: Mobil akan mengeluarkan gas buang berbahaya jauh di atas standar, merusak lingkungan, dan tidak akan lolos uji emisi.

Singkatnya, jangan pernah menunda perbaikan ECU. Ini adalah komponen paling vital di mobil modern.

4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses diagnosis dan perbaikan ECU yang bermasalah di bengkel?

Waktu yang dibutuhkan untuk diagnosis dan perbaikan ECU di bengkel itu sangat bervariasi, tergantung pada jenis kerusakan dan ketersediaan komponen atau keahlian bengkel:

Diagnosis Awal (Membaca Kode Error): Ini adalah langkah pertama dan biasanya cepat, sekitar 15-30 menit. Teknisi akan menyambungkan alat scanner OBD2 untuk membaca kode kesalahan dari ECU. Kode ini bisa memberi petunjuk awal masalahnya.

Diagnosis Lanjutan (Pengecekan Fisik dan Tegangan): Jika kode error tidak spesifik atau ada indikasi kerusakan hardware, teknisi perlu melakukan pengecekan lebih mendalam pada kelistrikan, sensor-sensor terkait, dan bahkan membongkar ECU untuk melihat kondisi fisiknya. Proses ini bisa memakan waktu 1 hingga 3 jam, tergantung kerumitan mobil dan aksesibilitas ECU.

Perbaikan ECU (jika memungkinkan): Jika ECU bisa diperbaiki (misalnya ganti chip atau re-solder jalur), prosesnya bisa memakan waktu beberapa jam hingga satu hari penuh, tergantung tingkat kesulitan dan ketersediaan suku cadang elektroniknya.

Penggantian ECU dan Programming: Jika ECU harus diganti dengan yang baru atau copotan, prosesnya melibatkan:

Melepas ECU lama.

Memasang ECU baru.

Programming atau coding ECU baru ke mobil. Ini sangat penting karena ECU baru harus “dikenalkan” dengan mobilmu dan dicocokkan dengan VIN (Vehicle Identification Number) serta konfigurasi mesin. Proses programming ini bisa memakan waktu 1 hingga 3 jam, tergantung model mobil dan alat scanner yang dimiliki bengkel.

Uji Coba: Setelah dipasang dan diprogram, mobil perlu diuji jalan untuk memastikan semua fungsi normal.
Total waktu untuk penggantian bisa sekitar 2 jam hingga satu hari penuh.

Kadang, jika ECU harus dikirim ke bengkel spesialis elektronik terpisah untuk diperbaiki, prosesnya bisa memakan waktu beberapa hari karena harus menunggu antrean dan pengiriman.

5. Apakah ada tindakan pencegahan yang bisa dilakukan pemilik mobil secara rutin untuk meminimalkan risiko kerusakan ECU?

Meskipun ECU adalah komponen yang kompleks, ada beberapa tindakan pencegahan sederhana yang bisa kamu lakukan secara rutin untuk meminimalkan risiko kerusakannya:

Jaga Kesehatan Kelistrikan Mobil: Ini paling utama!

Periksa Aki dan Alternator: Pastikan aki dalam kondisi baik dan alternator berfungsi normal untuk menjaga tegangan listrik yang stabil. Tegangan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (lonjakan arus) bisa merusak ECU.

Hindari “Jumper” Aki yang Sembarangan: Saat melakukan jumper aki, pastikan urutan pemasangan kabelnya benar (positif ke positif, negatif ke negatif mobil yang lain baru ke bodi mobil) untuk menghindari korsleting atau lonjakan listrik.

Jangan Mencopot Kabel Aki Saat Mesin Hidup: Ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan lonjakan listrik yang merusak ECU.

Hindari Modifikasi Kelistrikan atau Aksesori yang Tidak Profesional: Pemasangan alarm, audio, lampu, atau aksesoris lain yang tidak standar dan dilakukan oleh teknisi yang tidak kompeten bisa menyebabkan korsleting atau beban listrik berlebih yang merusak ECU.

Cek Kebocoran Air: Pastikan tidak ada kebocoran air di dalam kabin, terutama di area sekitar dashboard atau firewall tempat ECU biasanya berada. Bersihkan saluran air di bawah kaca depan (cowling) agar tidak tersumbat dan meluap ke dalam.

Rutin Servis Mobil di Bengkel Terpercaya: Saat servis rutin, teknisi akan mengecek kondisi umum kelistrikan, sistem pengapian, dan juga membaca error code. Jika ada masalah kecil yang berpotensi merusak ECU di kemudian hari, bisa terdeteksi lebih awal.

Hindari Terlalu Sering Melewati Genangan Air Tinggi: Meskipun ECU biasanya terlindungi, dalam kasus ekstrem, air bisa masuk ke konektor atau bahkan ECU itu sendiri jika genangan terlalu tinggi atau ada celah.

Jangan Abaikan Lampu Indikator: Jika lampu check engine atau lampu indikator aki menyala, segera periksa ke bengkel. Masalah kecil yang dibiarkan bisa merembet dan memperparah kerusakan ECU.

Hubungi Bengkel Dokter Mobil Sekarang!

Halo Domo Lovers 👋, reservasi ke bengkel Kami sekarang juga dan dapatkan promo menarik dari kami, cs kami akan membalas secepat mungkin


Klaim Promo Sekarang!

Penulis Sejak Sept 2021