Kenali Lebih Dalam Seputar Emisi Gas Buang

emisi gas buang

Emisi gas buang merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan pada saat berkendara kendaraan roda 4. Sayangnya, sampai dengan saat ini juga masih banyak dari kalangan masyarakat yang abai dengan perihal tersebut.

Pada era perkembangan seperti sekarang ini kampanye menggunakan mobil ramah lingkungan disuarakan oleh kalangan pecinta lingkungan.

Selain semakin menipisnya bahan bakar dari fosil, hasil pembakaran mesin mobil juga bisa memberikan buruk dampak lingkungan.

Untuk kesempatan kali ini akan dijelaskan mengenai dampak dari emisi gas buang.

Sedangkan, untuk Anda yang belum banyak paham dengan masalah emisi gas buang bisa langsung saja simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini.

Pengertian Emisi Gas Buang

Definisi atau pengertian dari emisi gas buang adalah hasil pembakaran yang berasal dari fosil, minyak, gas yang terbuang di udara.

Untuk beberapa hal tersebut juga memberikan pengaruh terhadap komposisi, jenis dan ukuran dari boiler bahan bakar yang dipergunakan.

Untuk emisi gas buang mempunyai peran yang sangat penting di dalam pencemaran udara dan bisa memberikan dampak buruk terhadap kesehatan.

Untuk lebih spesifiknya pada kendaraan bermotor, pada emisi gas adalah sisa pembakaran di dalam internal combustion engine.

Pada sisa pembakaran ini juga akan keluar dari exhaust system atau knalpot. Ada beberapa zat berbahaya yang berasal dari emisi gas buang, yaitu:

  1. CO (Karbon Monoksida), gas yang tidak mempunyai warna dan bau. Selain itu, gas yang satu ini juga sangat beracun kalau sampai terhirup manusia. Akibat yang paling fatal juga bisa saja membuat orang yang terkena emisi ini menjadi pingsan sampai dengan meninggal.
  2. CO2 (Karbon Dioksida), gas yang mempunyai banyak dampak sangat berbahaya. Bahkan, dengan kandungan zat ini bisa memberikan pengaruh terhadap pemanasan global.
  3. NOX (Nitrogen Oksida), gas satu ini bisa mengakibatkan gangguan saluran pernapasan dan sangat perih di mata.
  4. HC (Hydrocarbon), gas ini berasal dari proses pembakaran yang tidak sempurna pada mesin mobil. Jadi, di dalam gas yang satu ini masih terdapat sisa-sisa uap mesin yang tidak terbakar dan keluar melalui knalpot.

Untuk mengantisipasi dari masalah emisi gas buang ini membutuhkan sinergi antara Agen Pemegang Merek dan pemerintah.

Anda juga harus melakukan langkah dan tindakan guna menekankan emisi gas pada kendaraan bisa keluar sesuai dengan aturan.

Langkah yang suda dilakukan oleh pemerintah adalah untuk meningkatkan kualitas bahan bakar dan pengetatan standar uji emisi.

Sedangkan untuk Agen Pemegang merek juga bisa meningkatkan standar EURO 2 supaya mobil tetap bisa diproduksi dan memenuhi uji emisi.

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh kedua pihak supaya bisa berjalan dengan baik di dalam mengurangi emisi gas buang adalah:

  • Melakukan uji emisi mobil di dalam jangka waktu tertentu.
  • Melakukan service secara berkala atau rutin.
  • Segera melakukan pengecekan apabila gas buang dari knalpot sudah bau dan asapnya tidak wajar.
  • Menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang sudah direkomendasikan oleh pihak APM.
  • Memanaskan mesin mobil hanya cukup dengan 2-3 menit saja.

Bahaya Emisi Gas Buang

Sesuai dengan yang sudah disebutkan diatas, untuk masalah gas buang ini memang sangat berbahaya dalam kesehatan dan lingkungan. Bahkan, di dalam gas buang ini juga mempunyai kandungan zat berbahaya.

Tanpa disadari, untuk paparan zat berbahaya yang masuk ke dalam peredaran darah ini bisa menimbulkan dampak buruk.

Sistem pernapasan juga bisa saja mengalami kerusakan di dalam jangka waktu yang panjang akibat emisi gas buang.

Manfaat Emisi Gas Buang

Setiap melakukan sesuatu kegiatan, tentunya mempunyai manfaat masing-masing. Sama hal nya di saat melakukan pengujian emisi dalam gas buang juga mempunyai beberapa manfaat, yaitu:

  • Bisa mengetahui dengan pasti seberapa efektif prose pembakaran melalui analisi kandungan CO2 dan HC.
  • Bisa melakukan penyetelan campuran bahan bakar dan udara dengan baik.
  • Dapat mengetahui dengan pasti kondisi mesin dari kendaraan.
  • Memastikan untuk tingkat efektivitas pada bakar dan memaksimalkan tenaga.
  • Lingkungan menjadi jauh lebih baik dengan udara yang bersih.
  • Bila mengetahui kerusakan pada mesin lebih cepat.

Zat Berbahaya Emisi Gas Buang

Setelah paham dengan segi pengertian, dampak buruk dan manfaatnya. Untuk saat ini, Anda juga harus mengerti mengenai kandungan zat apa saja yang berbahaya di dalam gas buang, yaitu:

  1. Karbon Monoksida

Zat yang satu ini tidak mempunyai warna dan bau. Akan tetapi, untuk kandungan zat yang satu ini sangat berbahaya sekali. Bahkan, bisa saja untuk orang yang terlalu sering menghirup udara karbon monoksida ini bisa sampai dengan pingsan dan meninggal.

  1. Karbondioksida

Gas yang satu ini sebenarnya sering dikeluarkan ketika melakukan proses pernapasan. AKan tetapi, kalau jenis gas yang satu ini dikeluarkan oleh kendaraan dengan jumlah yang besar bisa saja menimbulkan pemanasan global. Jarang juga ada pohon yang bisa memberikan perubahan di dalam zat ini menjadi oksigen.

  1. Hidrokarbon

Hidrokarbon biasanya bisa ditemukan pada hasil pembakaran yang tidak sempurna pada suatu kendaraan. Selain itu, untuk jenis gas yang satu ini bisa ditemukan pada ruang bensin yang tidak terbakar dan nantinya bisa keluar melalui knalpot.

  1. Nitrogen Oksida

Jenis zat berbahaya yang paling akhir adalah nitrogen oksida. Pada kandungan jenis zat yang satu ini bisa menyebabkan mata seseorang menjadi pedih dan juga bisa mengganggu sistem pernapasan. Kalau Anda menghirup terlalu banyak zat tersebut bisa merasakan sesak napas.

Mobil yang mempunyai emisi gas buang sangat tinggi ini bisa membuat kalangan penggunanya merasa kurang nyaman. Bahkan, dengan hal tersebut artinya ada beberapa komponen mobil yang rusak.

Ketika sudah mengerti ada kerusakan pada salah satu mesin mobil. maka langkah yang bisa diambil yaitu harus sesegera mungkin untuk melakukan perbaikan.

Paling tidak, Anda harus mengetahui terlebih dahulu mengenai permasalahan dari gas buang.

Baca Juga: 6 Penyebab Mobil Tidak Lolos Uji Emisi Hingga Kiat Efektif Mengatasinya

Ketika sudah paham betul dengan perihal gas buang bisa langsung mencari referensi bengkel mana yang bisa membantu dalam mengatasi permasalahan tersebut. Untuk pemilihan bengkel mobil ini juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Paling tidak, untuk Anda yang ingin melakukan perbaikan gas buang bisa memilih bengkel sudah ahli di dalam bidangnya masing-masing. Sehingga, dengan hal tersebut nantinya bisa memberikan hasil yang sesuai dengan harapan.

Ada satu bengkel yang bisa dipilih oleh Anda, yaitu Dokter Mobil. Kemungkinan besar untuk beberapa kalangan masyarakat, khususnya yang sudah mempunyai mobil tidak asing lagi dengan Dokter Mobil.

FAQ Seputar Emisi Gas Buang

1. Bagaimana saya bisa tahu jika mobil saya mengeluarkan emisi gas buang yang melebihi batas normal tanpa harus pergi ke bengkel atau pusat uji emisi?

Kamu sebenarnya bisa mengenali beberapa tanda awal kalau mobilmu mengeluarkan emisi gas buang yang melebihi batas normal tanpa perlu alat khusus atau pergi ke bengkel. Salah satu indikator paling jelas adalah warna asap knalpot.

Kalau asapnya hitam pekat, terutama pada mobil diesel atau mobil bensin yang sangat bermasalah, itu artinya pembakaran tidak sempurna dan bahan bakar terbakar terlalu kaya (banyak). Kalau asapnya putih kebiruan, itu bisa jadi tanda ada oli yang ikut terbakar di ruang mesin.

Sementara itu, asap putih tebal yang muncul terus-menerus (bukan hanya uap air saat mesin dingin) bisa mengindikasikan masalah pada sistem pendingin mesin atau cylinder head gasket.

Selain itu, kamu juga bisa mencium bau gas buang yang sangat menyengat dan tidak biasa. Bau bensin mentah yang kuat atau bau belerang yang tajam bisa jadi pertanda emisi tinggi. Penurunan performa mesin seperti tenaga loyo, akselerasi berat, atau konsumsi bahan bakar yang tiba-tiba jadi sangat boros juga seringkali menyertai masalah emisi tinggi karena pembakaran yang tidak efisien. Kalau kamu merasakan salah satu atau beberapa gejala ini, ada kemungkinan mobilmu memang sedang “sakit” dan emisinya di atas batas normal.

2. Apakah ada perbedaan standar atau ambang batas emisi gas buang antara mobil bensin dan diesel, serta mobil lama versus mobil baru, di Indonesia?

Iya, di Indonesia memang ada perbedaan standar atau ambang batas emisi gas buang antara mobil bensin dan diesel, serta antara mobil lama dan mobil baru. Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah menetapkan baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor.

Untuk mobil bensin, parameter yang diukur biasanya adalah karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC). Angka batasnya akan berbeda tergantung tahun produksi mobilnya. Misalnya, untuk kendaraan yang lebih tua (sebelum tahun 2007), ambang batasnya mungkin lebih longgar dibandingkan dengan kendaraan yang diproduksi setelah tahun 2007 atau bahkan kendaraan yang sudah memenuhi standar Euro 4 atau Euro 5.

Sementara itu, untuk mobil diesel, parameter yang diukur adalah opasitas (kepekatan asap). Sama seperti mobil bensin, ambang batas opasitas ini juga akan berbeda antara kendaraan diesel lama dan yang lebih baru.

Kendaraan diesel modern dengan sistem common-rail dan filter partikulat diesel (DPF) diharapkan memiliki emisi yang jauh lebih rendah daripada kendaraan diesel konvensional yang lebih tua. Perbedaan standar ini dibuat untuk memberikan toleransi mengingat teknologi mesin dan usia kendaraan yang bervariasi.

3. Selain masalah mesin, apakah ada faktor eksternal lain (misalnya kondisi lalu lintas, kualitas bahan bakar, atau ketinggian lokasi) yang juga bisa memengaruhi hasil uji emisi gas buang?

Betul sekali, selain masalah internal pada mesin, ada beberapa faktor eksternal yang juga bisa memengaruhi hasil uji emisi gas buang mobilmu:

Kondisi Lalu Lintas dan Gaya Mengemudi: Jika kamu sering berkendara di kondisi lalu lintas macet parah (stop-and-go) atau punya kebiasaan mengemudi yang agresif (sering gas-rem mendadak), hal ini bisa memicu pembakaran yang tidak efisien dan menyebabkan penumpukan karbon. Penumpukan ini pada akhirnya bisa meningkatkan emisi saat diuji.

Kualitas Bahan Bakar: Bahan bakar dengan kualitas rendah, yang tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan mobil, bisa menyebabkan pembakaran tidak sempurna. Misalnya, bensin dengan oktan rendah pada mesin rasio kompresi tinggi atau solar dengan kandungan sulfur tinggi. Ini secara langsung akan memengaruhi komposisi gas buang dan membuat emisinya tinggi.

Kondisi Lingkungan (Suhu, Kelembaban, Ketinggian): Meskipun pengaruhnya tidak sebesar masalah mesin atau bahan bakar, kondisi lingkungan juga bisa berperan. Di ketinggian lokasi yang lebih tinggi, kadar oksigen di udara lebih rendah.

Ini bisa memengaruhi campuran udara-bahan bakar yang masuk ke mesin, dan jika sistem ECU (Engine Control Unit) tidak mampu mengkompensasi dengan baik, bisa terjadi pembakaran yang kurang optimal dan berdampak pada emisi. Suhu dan kelembaban udara juga sedikit banyak punya efek, meskipun biasanya sudah diantisipasi oleh sistem modern mobil.

4. Berapa estimasi biaya rata-rata untuk melakukan uji emisi di Indonesia, dan apakah ada sanksi atau denda jika mobil saya tidak lolos uji emisi?

Estimasi biaya rata-rata untuk melakukan uji emisi di Indonesia relatif terjangkau. Biasanya berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 250.000, tergantung pada lokasi (misalnya di bengkel resmi, bengkel umum yang tersertifikasi, atau pos uji emisi keliling). Biaya ini bisa saja berubah sewaktu-waktu, jadi sebaiknya kamu cek langsung ke tempat uji emisi terdekat.

Mengenai sanksi atau denda jika mobilmu tidak lolos uji emisi, di beberapa kota besar seperti Jakarta, ada kebijakan yang mulai diberlakukan terkait uji emisi. Per Juli 2024, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berencana untuk memberlakukan sanksi denda bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi.

Denda yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) bisa mencapai Rp 250.000 untuk sepeda motor dan Rp 500.000 untuk mobil. Jadi, mobil yang tidak lulus uji emisi atau bahkan belum melakukan uji emisi berpotensi dikenakan sanksi saat razia atau pemeriksaan. Kebijakan ini bertujuan untuk menekan tingkat polusi udara.

5. Apakah ada teknologi atau aditif bahan bakar aftermarket yang terbukti efektif untuk secara signifikan mengurangi emisi gas buang mobil tanpa harus melakukan perbaikan mesin yang mahal?

Ada beberapa teknologi dan aditif bahan bakar aftermarket yang diklaim bisa membantu mengurangi emisi gas buang, namun efektivitasnya bisa bervariasi dan tidak semuanya bisa menjadi solusi permanen atau pengganti perbaikan mesin yang memang diperlukan.

Beberapa aditif bahan bakar yang mengandung formula pembersih (deterjen) bisa membantu membersihkan deposit karbon di injektor bahan bakar, katup, dan ruang bakar. Dengan membersihkannya, pembakaran menjadi lebih efisien, yang secara tidak langsung bisa mengurangi emisi gas buang. Aditif semacam ini memang terbukti membantu menjaga kebersihan sistem bahan bakar.

Selain aditif, ada juga teknologi carbon cleaning yang menggunakan cairan khusus atau metode seperti walnut blasting (untuk mesin bensin injeksi langsung) yang dilakukan di bengkel. Ini bisa efektif membersihkan kerak karbon yang sudah menumpuk dan mengembalikan efisiensi pembakaran.

Namun, penting untuk diingat bahwa aditif atau carbon cleaning ini lebih bersifat pencegahan atau pemulihan kondisi awal. Jika penyebab emisi tinggi adalah kerusakan komponen mesin yang serius (misalnya sensor oksigen rusak, catalytic converter tersumbat parah, atau masalah di cylinder head), maka aditif saja tidak akan cukup.

Perbaikan pada komponen yang rusak tetap jadi solusi utama. Jadi, anggap aditif atau carbon cleaning sebagai bagian dari perawatan preventif untuk menjaga emisi tetap rendah, bukan sebagai “obat mujarab” untuk masalah mesin yang sudah parah.

Hubungi Bengkel Dokter Mobil Sekarang!

Halo Domo Lovers 👋, reservasi ke bengkel Kami sekarang juga dan dapatkan promo menarik dari kami, cs kami akan membalas secepat mungkin


Klaim Promo Sekarang!

Penulis Sejak Sept 2021