Ketika berbicara tentang kenyamanan di dalam mobil, air conditioning atau AC merupakan salah satu fitur yang tak dapat dipisahkan. Namun, pertanyaan sering muncul “Apakah benar-benar baik menyalakan AC mobil saat berhenti?”.
Dalam artikel ini, akan membahas dampak dari kebiasaan ini, sambil memberikan panduan yang informatif untuk Kamu.
Yuk mari simak ulasannya di bawah ya!
Daftar isi
Dampak Menyalakan AC Saat Berhenti
Menyalakan AC saat berhenti dapat memiliki beberapa dampak yang perlu diperhatikan:
1. Mesin Tidak Berfungsi Optimal
Ketika mobil berhenti dan mesin mati, menyalakan AC dapat mempengaruhi kondisi mesin.
Mesin tetap memerlukan pendingin agar suhu optimal terjaga, dan menyalakan AC dapat menambah beban kerja pada mesin saat kondisi idle.
Mesin yang berfungsi pada suhu yang lebih tinggi dapat mengakibatkan penurunan efisiensi dan berpotensi merusak komponen.
2. Konsumsi Bahan Bakar yang Lebih Tinggi
Berbicara tentang efisiensi, menyalakan AC saat berhenti juga dapat berdampak pada konsumsi bahan bakar.
Ketika mesin hidup hanya untuk menjalankan AC, bahan bakar lebih banyak digunakan daripada jika hanya mesin yang beroperasi.
Ini tentu saja dapat mempengaruhi efisiensi bahan bakar dan keuangan Kamu.
3. Stres pada Sistem Kelistrikan
Saat AC dihidupkan, beban listrik di dalam mobil meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi sistem kelistrikan dan menurunkan kinerja baterai.
Pada akhirnya, Kamu mungkin menghadapi masalah seperti baterai lemah atau bahkan mogok.
4. Keausan Mesin
Membiarkan mesin tetap berjalan saat kendaraan berhenti bisa mempercepat keausan komponen mesin seperti kopling, alternator, dan sistem pendingin. Ini dapat berpotensi mengurangi masa pakai keseluruhan mesin.
Baca Juga: Apakah Aman Menyalakan AC untuk Perjalanan Jauh Mudik di Mobil Terus Menerus?
Tips Menggunakan AC dengan Bijak
Menggunakan AC mobil dengan bijak adalah hal penting untuk menjaga kenyamanan dan efisiensi mobil Kamu. Berikut ini beberapa tips yang dapat membantu Kamu:
1. Gunakan Mode “Recirculation”
Saat berhenti, gunakan mode “recirculation” pada AC untuk menggunakan kembali udara yang sudah ada di dalam mobil. Ini dapat membantu mengurangi beban pada AC dan menjaga suhu tetap nyaman.
2. Gunakan Tinted Glass atau Sunshade
Menggunakan kaca film atau sunshade dapat membantu menjaga suhu dalam mobil tetap rendah, sehingga Kamu tidak selalu harus mengandalkan AC.
3. Matikan AC Sebelum Mesin Mati
Jika Kamu merasa mobil akan berhenti dalam waktu yang lama, matikan AC beberapa saat sebelum mesin dimatikan. Ini dapat membantu mencegah beban berlebih pada mesin saat berhenti.
FAQ Seputar Dampak Negatif Menyalakan AC Mobil Saat Berhenti
1. Berapa durasi “berhenti lama” yang dimaksudkan artikel sehingga disarankan untuk mematikan AC sebelum mesin dimatikan? Apakah ada ambang waktu tertentu?
Sebenarnya, tidak ada patokan waktu yang benar-benar kaku untuk definisi “berhenti lama” ini, tapi intinya adalah saat mesin mobil tidak bergerak atau dalam kondisi idle untuk durasi yang signifikan.
Sebagai patokan umum, jika kamu tahu akan berhenti lebih dari 5 hingga 10 menit, misalnya saat menunggu di rest area, menunggu jemputan, atau terjebak macet total yang panjang, ada baiknya kamu mempertimbangkan untuk mematikan AC.
Logikanya, semakin lama mesin idle dengan beban AC, semakin besar stres yang ditanggung mesin dan komponen terkait.
Jadi, kalau cuma berhenti sebentar di lampu merah sekitar 1-2 menit, kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Fokusnya lebih ke kebiasaan membiarkan mesin idle terlalu lama hanya untuk mendinginkan kabin.
2. Apakah dampak negatif menyalakan AC saat berhenti ini sama parahnya pada semua jenis mobil, seperti mobil dengan mesin kecil, mobil diesel, atau mobil hybrid/listrik?
Dampak negatif menyalakan AC saat mobil berhenti itu secara umum berlaku untuk semua jenis mobil, karena prinsip kerjanya sama: AC selalu menambah beban kerja pada mesin. Namun, tingkat keparahannya bisa berbeda-beda tergantung pada jenis mobil dan teknologi mesinnya:
Mobil dengan Mesin Kecil: Dampaknya cenderung lebih terasa dan bisa lebih parah. Mesin kecil punya power yang lebih terbatas, sehingga beban tambahan dari AC saat idle akan membuat mesin bekerja jauh lebih keras, meningkatkan konsumsi BBM, dan mempercepat keausan.
Mobil Diesel: Mesin diesel umumnya punya torsi yang lebih besar dan dirancang untuk beban kerja berat, sehingga dampak dari AC saat idle mungkin tidak se-ekstrem pada mesin bensin kecil. Namun, tetap saja ada peningkatan konsumsi bahan bakar dan potensi stres pada komponen.
Mobil Hybrid: Untuk mobil hybrid, dampaknya bisa dibilang paling minim. Ini karena saat berhenti atau kecepatan rendah, mobil hybrid sering kali menggunakan motor listrik untuk menggerakkan mobil dan AC.
Mesin bensinnya bisa mati otomatis atau hanya menyala sesekali untuk mengisi daya baterai, sehingga beban pada mesin bensin saat idle jadi jauh berkurang atau bahkan tidak ada.
Mobil Listrik: Tentu saja, tidak ada dampak negatif pada mesin karena mobil listrik tidak punya mesin pembakaran internal. AC pada mobil listrik ditenagai langsung oleh baterai utama.
Intinya, meskipun semua mobil terpengaruh, mobil dengan mesin kecil atau tanpa teknologi hybrid akan lebih rentan merasakan dampak negatif ini.
3. Apa saja tanda-tanda atau ciri-ciri awal kerusakan pada komponen mesin akibat kebiasaan menyalakan AC saat berhenti?
Kebiasaan menyalakan AC saat mobil berhenti terlalu lama bisa bikin komponen mesin dan kelistrikan cepat aus. Nah, ini beberapa tanda awal yang bisa kamu perhatikan kalau ada masalah di komponen terkait:
Untuk Kopling Kompresor AC:
Suara Klotok-klotok atau Berdecit: Saat AC dinyalakan atau dimatikan, terdengar suara aneh dari area kompresor.
AC Kurang Dingin (Intermiten): AC kadang dingin kadang tidak, atau butuh waktu lebih lama untuk dingin. Ini bisa jadi tanda kopling slipping.
Untuk Alternator (Pengisi Daya Aki):
Lampu Indikator Aki Menyala di Dasbor: Ini adalah tanda paling jelas bahwa ada masalah pada sistem pengisian daya aki, yang mungkin disebabkan oleh alternator yang bekerja terlalu keras atau mulai lemah.
Lampu Redup atau Fitur Kelistrikan Lain Bermasalah: Lampu depan atau interior terlihat meredup saat AC menyala, atau fitur lain seperti power window dan audio terasa tidak bertenaga.
Untuk Sistem Pendingin (Radiator, Kipas, Pompa Air):
Suhu Mesin Naik (Overheat): Indikator suhu di dasbor naik lebih tinggi dari biasanya saat AC menyala dalam keadaan idle atau macet.
Kipas Radiator Bekerja Lebih Keras/Sering: Kamu mendengar kipas radiator sering menyala dengan kencang atau terus-menerus meskipun tidak dalam kondisi panas terik.
Cairan Pendingin Berkurang: Level air radiator sering berkurang tanpa ada kebocoran yang jelas.
Jika kamu melihat tanda-tanda ini, jangan tunda untuk segera periksakan mobilmu ke bengkel ya, supaya tidak terjadi kerusakan yang lebih parah dan mahal.
4. Selain kaca film dan sunshade, adakah tips atau trik lain untuk menjaga suhu kabin tetap nyaman saat mobil berhenti lama tanpa harus mengandalkan AC secara penuh?
Saat mobil berhenti lama dan kamu ingin irit atau menghindari beban berlebih pada mesin, ada beberapa trik yang bisa kamu coba selain pakai kaca film atau sunshade:
Buka Jendela Sedikit: Kalau memungkinkan dan aman, buka sedikit jendela mobil (sekitar 1-2 cm) untuk menciptakan aliran udara dan mengeluarkan hawa panas yang terjebak di dalam kabin. Ini sangat efektif saat mobil baru saja parkir di bawah terik matahari.
Gunakan Kipas Angin Portabel: Kamu bisa punya kipas angin kecil yang ditenagai USB atau baterai yang bisa dipasang di dasbor atau kursi. Ini lumayan membantu sirkulasi udara dan memberikan efek sejuk personal tanpa beban ke mesin.
Parkir di Tempat Teduh: Selalu usahakan parkir di bawah pohon, di area yang teduh, atau di dalam gedung parkir. Ini adalah cara paling efektif untuk mencegah kabin jadi terlalu panas.
Gunakan Sarung Jok yang Adem: Kalau jok mobilmu berbahan kulit atau sintetis yang cenderung panas, pertimbangkan untuk menggunakan sarung jok dari bahan yang lebih “adem” dan menyerap keringat.
Pendingin Evaporatif Portabel (Mini Air Cooler): Ada beberapa alat pendingin kecil yang bekerja dengan uap air (evaporatif). Ini bisa jadi alternatif meskipun efeknya tidak sedingin AC mobil, tapi lumayan untuk mengurangi gerah.
5. Apakah ada dampak pada sistem pendingin AC itu sendiri (misalnya kompresor atau kondensor) jika sering dinyalakan saat mobil berhenti, dan bagaimana cara meminimalkannya?
Ya, ada dampak langsung pada sistem pendingin AC itu sendiri jika sering dinyalakan saat mobil berhenti terlalu lama. Komponen utama yang paling terpengaruh adalah kompresor AC dan kondensor.
Kompresor AC: Saat mesin idle, putaran mesin cenderung rendah. Ini berarti kompresor AC (yang digerakkan oleh putaran mesin) juga berputar lebih lambat, tapi tetap berusaha mendinginkan kabin.
Putaran rendah ini bisa membuat kompresor bekerja lebih keras untuk mencapai tekanan pendingin yang optimal, sehingga meningkatkan keausan internal, terutama pada bearing dan seal. Pelumasan kompresor juga mungkin kurang optimal di putaran rendah.
Kondensor AC: Kondensor (radiator AC) butuh aliran udara yang cukup untuk membuang panas dari freon. Saat mobil berhenti, satu-satunya sumber aliran udara adalah dari kipas pendingin (kipas radiator).
Jika kipas ini tidak bekerja optimal atau ada masalah, panas dari kondensor tidak bisa dibuang sempurna, menyebabkan tekanan freon jadi terlalu tinggi. Ini bisa membebani kompresor dan seluruh sistem.
Cara meminimalkan dampak ini:
Pastikan Kipas Radiator Berfungsi Optimal: Ini sangat penting. Kipas yang kuat dan bekerja normal akan membantu membuang panas dari kondensor dan radiator mesin dengan baik saat mobil berhenti. Jika kipas mulai lemah atau berisik, segera periksa.
Periksa Kebersihan Kondensor: Kondensor yang kotor (penuh debu, serangga, atau dedaunan) akan sulit membuang panas. Bersihkan secara berkala di bengkel AC.
Gunakan Mode Resirkulasi: Seperti yang disebutkan di artikel, ini membantu mengurangi beban kerja AC karena udara yang didinginkan adalah udara dari dalam kabin yang sudah lebih dingin, bukan dari luar yang panas.
Servis AC Berkala: Lakukan tune up AC secara rutin, termasuk pengecekan tekanan freon, kebersihan filter kabin, dan kondisi kompresor. Ini membantu menjaga performa dan mendeteksi masalah lebih awal.
Matikan AC Beberapa Saat Sebelum Mesin Mati: Kebiasaan ini membantu menyeimbangkan tekanan di sistem AC sebelum mesin berhenti total, sehingga mengurangi beban kejut pada kompresor saat mesin dimatikan.
Pertimbangkan Mati Mesin Jika Berhenti Sangat Lama: Jika kamu tahu akan berhenti sangat lama (misalnya lebih dari 15-20 menit) dan tidak ada alasan mendesak untuk menyalakan mesin, mematikan mesin sama sekali adalah cara terbaik untuk menghilangkan beban pada kompresor AC.
Hubungi Bengkel Dokter Mobil Sekarang!
Halo Domo Lovers 👋, reservasi ke bengkel Kami sekarang juga dan dapatkan promo menarik dari kami, cs kami akan membalas secepat mungkin